DIALEK SOSIAL
a. Pengertian dialek menurut Wikipedia (id)
Dialek (bahasa Yunani: διάλεκτος, dialektos), adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Berbeda dengan ragam bahasa
yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi ini berbeda
satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan sehingga belum
pantas disebut bahasa yang berbeda.
Biasanya pemerian dialek adalah berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan faktor lain, misalkan faktor sosial.
Sebuah dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan (fonologi, termasuk prosodi). Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka istilah yang tepat ialah aksen dan bukan dialek.
b. Jenis dialek
Berdasarkan pemakaian bahasa, dialek dibedakan menjadi berikut.
- Dialek regional:
varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu. Misalnya, bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta, atau dialek Medan.
- Dialek sosial:
dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, dialek remaja.
- Dialek temporal,
yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. Misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
c. Dialek sosial
Dialek
seperti yang sudah kita bahas di atas adalah perbedaan bentuk-bentuk
dari satu bahasa yang menjadi ciri dari daerah-daerah atau kelas-kelas
sosial tertentu dan yang masih cukup besar persamaan-persamaannya,
sehingga orang masih dapat saling memahami. Studi mengenai dialek
disebut sebagai sosiolingustik. Secara teknis, semua dialek adalah
bahasa, tidak ada sesuatu yang bersifat parsial atau sublinguistis pada
dialek dan batas dimana dua dialek yang berbeda itu menjadi dua bahasa
yang terpisah, pada garis besarnya adalah batas dimana orang-orang yang
berbicara dalam dialek yang satu hampir sama sekali tidak dapat
berkomunikasi dengan orang yang berdialek lain.
Konsep
dialek sosial ini dipakai dalam menganalisis penyebaran bahasa lokal di
Indonesia. Menyebarnya bahasa lokal ke daerah lain di Indonesia
menyebabkan bertemunya dua dialek yang berbeda dari masyarakat.
Perpaduan dialek dalam penyebaran bahasa lokal akan membawa perubahan
kebudayaan dalam aktivitas sehari-harinya. Kharekteristik pembawaan dari
kelompok pendatang akan benar-benar terlihat dalam melakukan komunikasi
dengan penduduk aslinya. Dengan demikian penyebaran bahasa lokal ini
mungkin dapat dipelajari dari kultur dialek sosial yang terjadi di
masyarakat. Penyamaan presepsi makna bahasa dan juga penentuan
batas-batas dialek dalam komunikasi menjadi kunci dalam menyelesaikan
perbedaan dilek.
Disamping
masalah besar untuk menentukan batas-batas dialek dan usaha untuk
memastikan apakah perbedaan linguistik dalam penyebaran bahasa lokal
juga mencerminkan kebudayaan. Dalam penyebaran bahasa lokal juga ada
masalah mengapa orang yang komunitas yang sama juga terpengaruh dengan
dialek pendatang dan mereka menggunakan dialek yang berbeda. Sebaliknya
ada pula yang berbeda dialeknya menggunakan bahasa yang sama dalam
berkomunikasi. Yang paling terpenting adalah ketika melakukan dialek
dengan bahasa yang berbeda harus mampu mengikuti makna yang akan di
bicarakan. Kata-kata yang dipakai sangat tidak mengandung unsur tabu.
Jadi Penyebaran bahasa lokal juga akan mempengaruhi dialek dari suatu
daerah. Bila dilihat dari persebaran bahasa tersebut di atas, maka
terdapat kesamaan tentang asal usul bahasa Indonesia. Untuk menganalisis
permasalahan mengenai bahasa ini, para ahli antropologi harus
mengumpulkan data tentang:
1)
Ciri-ciri yang menonjol dari bahasa suku bangsa dapat dikaji dengan
jalan mengklasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun,
keluarga, dan subkeluarga bahasa yang ada, dengan beberapa contoh yang
diambil dari bahan ucapan bahasa sehari-hari. Akan lebih baik bila
peneliti dapat melengkapi daftar kata-kata dasar (basic vocabulary)
suatu bahasa mengenai anggota badan (kepala, mata, hidung, tangan, kaki,
dan sebagainya), fenomena-fenomena alam (angin, hujan, panas, dingin,
matahari, bulan, awan, langit, dan sebagainya), warna, bilangan, kata
kerja pokok (makan, tidur, jalan, berdiri, dan sebagainya).
2)
Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tidak mudah, hal
ini disebabkan karena di daerah perbatasan terjadi proses saling
mempengaruhi antara unsur-unsur bahasa dari kedua belah pihak. Contoh:
Penentuan daerah batas antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa di
daerah perbatasan terjadi bahasa yang merupakan bahasa campuran. Batas
antara kedua bahasa akan lebih jelas bila kedua suku bangsa terpisah
oleh lautan, gunung, sungai, atau batas-batas alam lainnya.
3)
Variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis terdapat
pada suatu suku bangsa yang besar jumlahnya. Contoh: Bahasa Jawa yang
diucapkan oleh orang Jawa di Purwokerto, di Tegal, di Yogyakarta, dan di
Surabaya terdapat perbedaan logat (dialek) bahasa.
4)
Variasi menurut lapisan sosial dalam masyarakat Jawa yang sangat
menonjol adalah terjadinya perbedaan bahasa menurut tingkatan sosial
bahasa atau Social Levels of speech.
Contoh:
a) Bahasa Jawa yang dipakai oleh orang di desa.
b) Bahasa Jawa yang dipakai oleh para pegawai (priyayi)
c) Bahasa Jawa yang dipakai Kerabat Keraton (istana)
d) Bahasa Jawa yang dipakai Kepala Swapraja di Jawa Tengah
Kita
mengetahui bahwa Negara Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku
bangsa dan bermacam-macam pula bahasa daerah yang digunakan, namun
bangsa kita mempunyai bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia yang
secara genealogis, artinya menurut asal-usul dan sejarah penurunannya. Bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa Austronesia.
0 komentar:
Posting Komentar